Seperti malam-malam sebelumnya, karena sakit gigi saya kambuh malam ini saya tidak nyenyak tidur hingga larut, daripada buang-buang waktu dengan percuma saya ke kamar kak Dho saja, habiskan malam dengan membaca buku. Malam ini, buku ini buku yang saya ambil adalah "Tuhan Ada di Mana-mana" karya Quraish Shihab. Buku itu membahas tentang wahyu ALLAH yang tersirat di alam dan/lalu dikaitkan dengan wahyunya yang tersirat di Al-Quran. Buku yang menarik, cocok dijadikan bahan renungan untuk mereka yang butuh lebih dari sekedar doktrin agama untuk meyakini kebenaran Tuhan, betapa alam semesta menjadi bukti keagungan dan kuasa-Nya.
Bab awal buku ini berkisah tentang alam semesta, mulai dari penciptaannnya, benda-benda angkasa luar, bintang, matahari, bulan, bumi, dan sebagainya. Semalam saya hanya sempat baca sekitar 50 halaman, sampai pada bab tentang cahaya. Ada banyak fakta yang ada dalam alam dan baru bisa ditemukan para ilmuwan dengan menggunakan teknologi mutakhir ternyata sudah diungkap oleh Al-Quran jauh sebelumnya, subhanallah. Di antaranya adalah perbedaan istilah yang dipakai Al-Quran untuk membedakan cahaya matahari dan bulan. Cahaya matahari disebut dengan Dhiya' sedangkan cahaya bulan disebut Nur. Dalam bahasa Arab, meskipun sama-sama bermakna cahaya namun ada perbedaan antara dhiya' dan nur. dhiya' bermakna cahaya yang terpancar dari benda tersebut sendiri misalnya seperti cahaya api, sedangkan nur adalah cahaya yang merupakan pantulan dari sumber cahaya lainnya misalnya seperti ketika kita mengatakan wajah sesorang bercahaya bukan berarti wajah tersebut mengeluarkan cahaya tapi memantulkan cahaya dari sumber cahaya yang lain.
Dalam bahasa sehar-hari, kata 'cahaya' seringkali identik dengan kebenaran, petunjuk, keselamatan dan lain sebagainya. Maka tak heran bila ada istilah Islam adalah cahaya, iman adalah cahaya, hidayah ALLAH adalah cahaya... Ha3X, lagi-lagi cahaya, rasanya yang kian masuk dalam mazes of love, semoga saja saya tidak tersesat di dalamnya. Alhamdulillah, hingga hari ini perasaan ini masih belum menunjukkan gejala-gejala negatif, saya masih bisa mengendalikan perasaan dan menyikapi cinta ini sewajarnya, tidak ada rindu bahkan meskipun kami tidak pernah bertemu ternyata hati saya tidak terdorong untuk mencari tahu seperti apa dia. Saya sekarang sudah cukup dewasa tuk bisa membedakan antara cinta dan rasa ingin memiliki. Cinta sejati lebih mengutamakan kebahagiaan orang yang kita cintai meskipun kita menderita karenanya, berbeda dengan rasa ingin memiliki yang lebih mementingkan ego dan tentu saja cinta jenis ini lebih tepat dikatakan sebagai nafsu semata. Wallahu a'lam bish-showab...
Bila kelam malam berganti cahaya pertanda pagi kan tiba, akan ada hari-hari baru setelahnya. Semoga saja seperti namanya, 'Cahaya' kan menjadi nur yang menunjukkan saya pada hidayah-Nya, amien.
Bab awal buku ini berkisah tentang alam semesta, mulai dari penciptaannnya, benda-benda angkasa luar, bintang, matahari, bulan, bumi, dan sebagainya. Semalam saya hanya sempat baca sekitar 50 halaman, sampai pada bab tentang cahaya. Ada banyak fakta yang ada dalam alam dan baru bisa ditemukan para ilmuwan dengan menggunakan teknologi mutakhir ternyata sudah diungkap oleh Al-Quran jauh sebelumnya, subhanallah. Di antaranya adalah perbedaan istilah yang dipakai Al-Quran untuk membedakan cahaya matahari dan bulan. Cahaya matahari disebut dengan Dhiya' sedangkan cahaya bulan disebut Nur. Dalam bahasa Arab, meskipun sama-sama bermakna cahaya namun ada perbedaan antara dhiya' dan nur. dhiya' bermakna cahaya yang terpancar dari benda tersebut sendiri misalnya seperti cahaya api, sedangkan nur adalah cahaya yang merupakan pantulan dari sumber cahaya lainnya misalnya seperti ketika kita mengatakan wajah sesorang bercahaya bukan berarti wajah tersebut mengeluarkan cahaya tapi memantulkan cahaya dari sumber cahaya yang lain.
Dalam bahasa sehar-hari, kata 'cahaya' seringkali identik dengan kebenaran, petunjuk, keselamatan dan lain sebagainya. Maka tak heran bila ada istilah Islam adalah cahaya, iman adalah cahaya, hidayah ALLAH adalah cahaya... Ha3X, lagi-lagi cahaya, rasanya yang kian masuk dalam mazes of love, semoga saja saya tidak tersesat di dalamnya. Alhamdulillah, hingga hari ini perasaan ini masih belum menunjukkan gejala-gejala negatif, saya masih bisa mengendalikan perasaan dan menyikapi cinta ini sewajarnya, tidak ada rindu bahkan meskipun kami tidak pernah bertemu ternyata hati saya tidak terdorong untuk mencari tahu seperti apa dia. Saya sekarang sudah cukup dewasa tuk bisa membedakan antara cinta dan rasa ingin memiliki. Cinta sejati lebih mengutamakan kebahagiaan orang yang kita cintai meskipun kita menderita karenanya, berbeda dengan rasa ingin memiliki yang lebih mementingkan ego dan tentu saja cinta jenis ini lebih tepat dikatakan sebagai nafsu semata. Wallahu a'lam bish-showab...
Bila kelam malam berganti cahaya pertanda pagi kan tiba, akan ada hari-hari baru setelahnya. Semoga saja seperti namanya, 'Cahaya' kan menjadi nur yang menunjukkan saya pada hidayah-Nya, amien.
0 komentar:
Posting Komentar