Raise Up Love

Dalam Bahasa Indonesia, 'cinta' dianalogikan dengan kata 'jatuh', jadilah idiom 'jatuh cinta'. Tapi bagi saya tidak, cinta tidak pantas bila digabung dengan kata jatuh, karena bagi saya cinta adalah anugerah, cinta telah menjadi inspirasi saya dalam berkarya. Bila rasa itu ada di hati saya, saya tidak akan mengatakan bahwa saya sedang jatuh cinta, tapi sedang 'naik cinta' *ha3X, ada-ada saja*

Tadi pagi waktu mampir ke kamar teman, ternyata dia sedang nyetrika baju, timbul niat iseng saya, saya belajar ke dia bagaimana menyetrika baju! he3X, ternyata kalo ikut metode yang benar jadi rumit n sulit. Saya jadi ingat waktu terakhir kali nyetrika baju setahun yang lalu, waktu itu jempol kanan saya terkena setrika, lumayan sakit, gara-gara itu saya terpaksa SMS-an dengan tangan kiri selama hampir seminggu. Ha3X, kalau ingat-ingat lebih jauh lagi, di masa kecil saya dulu, saya selalu diajari untuk rapi, ibu saya adalah orang yang sangat peduli pada penampilan saya, setiap hendak berangkat ke sekolah, rambut saya disisi, terus harus pakai hand-body lotion, pakai beda, bahkan lipstik! dan itu berlanjut hingga saya kelas tiga MI, umur saya waktu itu kira-kira 9 tahun. Tapi setelah dewasa, apalagi setelah masuk ke AL-AMIEN, mungkin karena sikap cuek saya yang terlalu berlebih, saya jadi tidak peduli pada penampilan. Seingat saya, selama saya tidak pernah beli sisir n minyak rambut, apalagi minyak wangi, pokoknya saya paling ogah dandan. Jadi wajar saja kalau saya tidak bisa nyetrika hingga sekarang.
Nah, mungkin karena sudah dikenal dengan sikap cuek soal penampilan, teman saya heran kenapa hari ini saya belajar nyetrika "Ehmmmm, ketemu bidadari darimana ni... sedang jatuh cinta ya???" Haaah!!! kalau di sini ada professor Snape, saya akan segera minta diajarai oclumency, gawat teman saya bisa baca pikiran saya...
Hmhmmm... beberapa tahun yang lalu saya bertemu dengan seseorang yang ternyata merubah persepsi saya tentang cinta, pertemuan yang singkat, namun sangat besar dampaknya bagi hidup saya, dialah yang merubah saya menjadi orang yang lebih terbuka. Lebih gentle, tapi sudahlah, saya masih ingat bahwa masih ada mimpi dan cita-cita yang harus saya wujudkan, dan saya tidak boleh lupa kalau saya adalah anak sulung, paling tidak saya harus memastikan adik-adik saya siap untuk hidup mandiri baru setelah itu saya memikirkan tentang cinta. Alhamdulillah, berapapun wanita yang datang dalam hari-hari saya, saya masih ingat pada prinsip saya, alhamdulillah saya masih bisa jaga perilaku saya, saya masih hati-hati terhadap batasan-batasan agama. Namun sekarang cobaan dalam bentuk lain datang, rasanya seseorang yang belum pernah saya kenal dan belum pernah saya temui masuk ke dalam hati saya. Saya hanya tahu bahwa dia adalah orang yang smart tapi agamis, benar-benar memenuhi kriteria alumni TMaI yang sesungguhnya, celaka, akan butuh waktu lama untuk melupakannya. . . ya sudah, cinta bukanlah sebuah kesalahan, apalagi dosa, tinggal bagaimana kita menyikapinya saja.

0 komentar:

Kunjungan

free hit counter
 

KhuzaiE menggunakan Revolution Two Church theme oleh Brian Gardner adaptasi ke Blogger oleh Bloganol dot com