It’s Gonna Be Another Days With(Out) The Sunshine

Hari-hari tanpa OL rasanya ibarat hari-hari tanpa cahaya. Apa yang hendak saya renungkan hingga akhir bulan Shafar alhamdulillah sebenarnya sudah saya temukan jawabannya dalam minggu ini, lagipula hubungan saya dengan Tante juga dah membaik. Tapi saya sudah berjanji –mungkin saya tidak akan OL satu bulan penuh, maka itulah sebabnya saya sering ingkar dengan curi-curi OL seperti ini.Rasanya ini juga tak lepas dari kedatangan Puput ke sini beberapa hari yang lalu (Ahad, 8 Februari), Puput datang bersama keluarganya, karena memang sedang libur kuliah dan adik perempuannya yang masih sekolah di sini minta dijenguk. Alhamdulillah, kami sempat ketemu untuk ngobrol, di tengah hari di depan ruang penginapan.
Pertemuan dengannya dari dulu pasti tidak pernah berjalan serius, selalu berisi gurau dan gurau terus, mulai dari saling ledek, ejek-ejekan, dia melempar saya dengan flashdisk bahkan kucing ^-^, selain itu juga nostalgia ke masa lalu, dan akhirnya baru berbelok ke diskusi.
Sebenarnya topik bahasannya cukup ringan; Persahabatan. Hanya saja sekarang ditinjau dari segi psikologi dan filsafat sesuai dengan jurusan kuliah kami masing-masing.
Akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa seringkali pemahaman saya tentang mengerti dan dimengerti ternyata salah, bahkan bisa dikatakan definisi sahabat yang selama ini saya pakai seharusnya saya rubah, bila tidak selamanya saya tidak akan menemukan teman yang menganggap saya teman sebagaimana saya menganggap mereka teman, karena sebenarnya saya sendiri tidak pernah memposisikan diri saya sebagai sahabat mereka, padahal seperti kata Tante;“Satu-satunya cara menemukan sahabat adalah dengan menjadi sahabat.”
Meminjam kata-kata Joker;“Why so serious?” Ya, rasa-rasanya terlalu serius memikirkan dan menanggapi apa yang saya alami itulah yang seringkali mengantarkan saya pada kebimbangan dan kekacauan yang sangat. Hati dan perasaan saya tidak secuek penampilan luar saya.
Selain itu, saya masih seperti dulu, belum siap tuk menerima kehilangan. Bagi saya teman dan sahabat adalah sesuatu yang berharga, mungkin sama berharganya dengan seorang pacar bagi mereka yang mencintai dan dicintai. Parahnya saya seringkali sibuk dengan dunia saya sendiri dan kurang memahami perasaan mereka.
Di tengah obrolan kami, ayah Puput datang disusul paman dan keluarganya yang lain, tapi saya tidak melihat ibu dan adik perempuannya. Akhirnya, kami semua berkenalan dan ngobrol bareng, he3X, untungnya sedikit-sedikit saya masih ingat boso kromo alus dan tidak ada perbedaan mencolok antara Bahasa Jawa di Gresik dan Rembang.
Di tengah pertemuan kami Puput mengotak-atik HP saya, entah apa yang dicarinya dan ketika mengembalikannya dia tersenyum, ternyata yang dibukanya adalah folder foto hasil jepretan kamera HP saya ini, yang ternyata di dalamnya ada foto salah seorang teman sealumni Tante –Suer, bukan saya yang menaruh di sana. Pasti kerjaan Tante…
Adapun tentang cinta, itu bukan topik yang biasa kami bahas, saya bersyukur punya teman seperti dia, karena dia adalah sedikit di antara wanita yang memahami saya dan prinsip saya. She is Sanvalery, she is shine of peace and victory. Kedatangannya selalu membawa cahaya kedamaian.
Masih ada waktu setengah bulan lagi untuk akhiri renungan pribadi ini, meski saya sudah bilang saya telah temukan jawabannya, tapi apa yang saya temukan sekarang rasanya belum lengkap tanpa kata-kata dari seseorang lagi, seorang putri yang menjadi bukti bahwa saya tidak salah memaknai Artzhevant sebagai zest, honesty, and valiant.
Saya akan mengutuki diri saya selamanya bila apa yang saya lakukan membuatnya membenci saya. Bila dia sudah memberi saya kepercayaan sebagai seorang teman seharusnya saya juga dengan setia menjaga kepercayaan itu dengan kesetiaan seorang shinobi. Akankah dia masih mempercayai saya sebagai seorang teman dan memaafkan segala kesalahan saya, hanya Wallahu a’lam.
Tinggal setengah bulan lagi, seharusnya saya tidak boleh curi-curi OL lagi, atau paling meski ada tugas dan kewajiban yang mengharuskan saya OL, saya tidak boleh mengaktifkan YM apalagi sampai melihat fotonya. Sudahlah, cukup nadhroh wahidah saja.
Tiba juga di akhir tulisan ini, sebaiknya saya bersiap menghadapi hari-hari tanpa cahayanya…

0 komentar:

Kunjungan

free hit counter
 

KhuzaiE menggunakan Revolution Two Church theme oleh Brian Gardner adaptasi ke Blogger oleh Bloganol dot com