(Serasa) Tak Ada Beban Lagi
Kemarin adalah hari yang melelahkan, tapi salah saya juga sih, menunda-nunda pekerjaan sampai menumpuk. Setelah memupuk dan menata motivasi diri –mungkin lebih tepat kalau saya mengatakannya sebagai self motivation, karena satu-satunya motivasi dari luar mungkin cuma ketemu Tante tuk ngambil ole-ole dari d2– akhirnya dua dari beban-beban di kepala saya mulai berkurang. Pertama, tugas pak Hamzah. Alhamdulillah bisa selesai tepat waktu –jam 20.30, setengah jam sebelum deathline– kemungkinan besar saya cuma dapat nilai C-, bisa jadi tidak lulus dan mengulang lagi materi beliau tahun depan, karena tugas ini adalah pengganti UAS dan meskipun saya mengumpulkan tugas tersebut, tapi tidak memenuhi syarat. Kedua, undangan Wisuda 08. Alhamdulillah setelah dua kali pengajuan akhirnya diterima dan sekarang siap cetak, modelnya simple, tidak banyak perubahan dari tahun lalu, dan seperti biasa, saya membuatnya sangat simpel.
Jadi Muallim Lagi
Saya tidak tahu apa alasan temen-teman MPO menunjuk saya menjadi ketua rayon Intiasy, padahal saya buka musyrif bukan juga wali kelas III int dan kelas IV. Pokoknya, jujur saja tugas ini benar-benar makan hati… rasanya seperti jadi muallim lagi, dengan anggota yang mokong-mokong *Atau lebih tepatnya adalah anggota yang terbiasa dimanja* jadi ingat 4 tahun yang lalu, sebelum jadi muallim dulu dan dapat jabatan di ISMI, saya sempat merasakan jadi musahhil kamar di Intiasy, anggota saya dulu adalah anak-anak Briboz dan Gesvan dari kelas reguler. Lumayan capek juga, apalagi waktu bangunin tuk qiyamul lail, bayangin saja, bangunin 200an orang sendirian, wakil saya tidak mau bangun, staf-staf saya juga tidak kelihatan batang hidungnya. Ah sudahlah, pokoknya ini adalah amanah yang harus saya kerjakan sebisanya.
(Masih) Ada yang Nanya Lagi
Akhir-akhir ini kerja sama Shaleh terus, muter-muter pakai motor, jadi ingat waktu masih di I’Am dulu. Dia masih bertanya, kapan saya mau belajar naik motor? Dia tidak percaya kalau saya tidak bisa, saya jawab dengan simple, saya mau nyari istri yang jago naik motor, biar dibonceng saja. Ada tawaran dari Shaleh, bagaimana kalau tahun depan jadi Niha’ie saja, ide bagus, kalau tidak ada halangan saya terima saja, mungkin nanti ngajak Ba’dal sekalian, kadang dalam sebuah tim kekompakan lebih penting daripada kemampuan individu.
(Masih) Ada Tugas Lain Lagi
Masih ada beberapa tugas sampai liburan nanti, yang paling bikik bete mungkin ngawas ujian n ngoreksi, selain itu masih ada tugas kuliah dari Pak Hisyam yakni buat proposal penelitian, ngentry SASlagi, ngurus wisuda 08, ngedit fotonya GZANT *he3X, ternyata mereka gak bikin papan nama, jadi deh pakai punya Gesvan terus diedit pakai komputer* dan kalau beruntung mungkin saya ada kesempatan untukmengedit agenda plus buku pintar punya Geztiraizant.
Jatuh Cinta Lagi
Wah, sebaiknya jangan deh… Ini bukan waktu yang tepat. Dua kali sudah cukup, dari yang pertama saya belajar tuk berjuang menjadi lebih baik *coz she is so perfect* Jadi ingat dulu, bagaimana seorang anak kecil yang nakal dan paling males ikut pelajaran di kelas berjuang jadi ranking 1. Dari yang kedua saya belajar peduli, karena dia tak sempurna yang pertama, kedengarannya gila, rasanya saya bahkan tidak punya alasan tuk mencintainya, like a miracle… karenanyalah saya sadar bahwa persepsi saya tentang cinta selama ini adalah salah.
Percaya gak, sambil nulis posting ni saya sedang ngobrol dengan cinta pertama saya, rasanya tidak ada apa-apa, saya malah mencoba sebisa mungkin tuk hormat karena memang sudah seharusnya saya hormat padanya *tapi pura-pura mangkel, biarin, habis dari kemarin nanya sesuatu gak dibales-bales*
Nulis Apa lagi…
Kemarin adalah hari yang melelahkan, tapi salah saya juga sih, menunda-nunda pekerjaan sampai menumpuk. Setelah memupuk dan menata motivasi diri –mungkin lebih tepat kalau saya mengatakannya sebagai self motivation, karena satu-satunya motivasi dari luar mungkin cuma ketemu Tante tuk ngambil ole-ole dari d2– akhirnya dua dari beban-beban di kepala saya mulai berkurang. Pertama, tugas pak Hamzah. Alhamdulillah bisa selesai tepat waktu –jam 20.30, setengah jam sebelum deathline– kemungkinan besar saya cuma dapat nilai C-, bisa jadi tidak lulus dan mengulang lagi materi beliau tahun depan, karena tugas ini adalah pengganti UAS dan meskipun saya mengumpulkan tugas tersebut, tapi tidak memenuhi syarat. Kedua, undangan Wisuda 08. Alhamdulillah setelah dua kali pengajuan akhirnya diterima dan sekarang siap cetak, modelnya simple, tidak banyak perubahan dari tahun lalu, dan seperti biasa, saya membuatnya sangat simpel.
Jadi Muallim Lagi
Saya tidak tahu apa alasan temen-teman MPO menunjuk saya menjadi ketua rayon Intiasy, padahal saya buka musyrif bukan juga wali kelas III int dan kelas IV. Pokoknya, jujur saja tugas ini benar-benar makan hati… rasanya seperti jadi muallim lagi, dengan anggota yang mokong-mokong *Atau lebih tepatnya adalah anggota yang terbiasa dimanja* jadi ingat 4 tahun yang lalu, sebelum jadi muallim dulu dan dapat jabatan di ISMI, saya sempat merasakan jadi musahhil kamar di Intiasy, anggota saya dulu adalah anak-anak Briboz dan Gesvan dari kelas reguler. Lumayan capek juga, apalagi waktu bangunin tuk qiyamul lail, bayangin saja, bangunin 200an orang sendirian, wakil saya tidak mau bangun, staf-staf saya juga tidak kelihatan batang hidungnya. Ah sudahlah, pokoknya ini adalah amanah yang harus saya kerjakan sebisanya.
(Masih) Ada yang Nanya Lagi
Akhir-akhir ini kerja sama Shaleh terus, muter-muter pakai motor, jadi ingat waktu masih di I’Am dulu. Dia masih bertanya, kapan saya mau belajar naik motor? Dia tidak percaya kalau saya tidak bisa, saya jawab dengan simple, saya mau nyari istri yang jago naik motor, biar dibonceng saja. Ada tawaran dari Shaleh, bagaimana kalau tahun depan jadi Niha’ie saja, ide bagus, kalau tidak ada halangan saya terima saja, mungkin nanti ngajak Ba’dal sekalian, kadang dalam sebuah tim kekompakan lebih penting daripada kemampuan individu.
(Masih) Ada Tugas Lain Lagi
Masih ada beberapa tugas sampai liburan nanti, yang paling bikik bete mungkin ngawas ujian n ngoreksi, selain itu masih ada tugas kuliah dari Pak Hisyam yakni buat proposal penelitian, ngentry SASlagi, ngurus wisuda 08, ngedit fotonya GZANT *he3X, ternyata mereka gak bikin papan nama, jadi deh pakai punya Gesvan terus diedit pakai komputer* dan kalau beruntung mungkin saya ada kesempatan untukmengedit agenda plus buku pintar punya Geztiraizant.
Jatuh Cinta Lagi
Wah, sebaiknya jangan deh… Ini bukan waktu yang tepat. Dua kali sudah cukup, dari yang pertama saya belajar tuk berjuang menjadi lebih baik *coz she is so perfect* Jadi ingat dulu, bagaimana seorang anak kecil yang nakal dan paling males ikut pelajaran di kelas berjuang jadi ranking 1. Dari yang kedua saya belajar peduli, karena dia tak sempurna yang pertama, kedengarannya gila, rasanya saya bahkan tidak punya alasan tuk mencintainya, like a miracle… karenanyalah saya sadar bahwa persepsi saya tentang cinta selama ini adalah salah.
Percaya gak, sambil nulis posting ni saya sedang ngobrol dengan cinta pertama saya, rasanya tidak ada apa-apa, saya malah mencoba sebisa mungkin tuk hormat karena memang sudah seharusnya saya hormat padanya *tapi pura-pura mangkel, biarin, habis dari kemarin nanya sesuatu gak dibales-bales*
Nulis Apa lagi…
Sudah akhir Juli, ternyata lumayan banyak tulisan yang saya posting… kita lihat saja, seberapa lama saya kan istiqamah nulis.
0 komentar:
Posting Komentar