Hari sudah malam. Senja di pipimu tumbuh di hatiku subur tertanam. Karena di rona pipimu mentari tinggi dan tawamu selalu sehangat pagi.
Sudah lama kita pandangi langit, tapi seakan baru kemarin mentari terbit, karenamu.
Kan kuingat malam ini, malam dimana kita coba akhiri tanpa ada yang tersakiti.
Dalam minpi masih kudengar tawamu, tapi besok pagi ku kan tertawa sendiri.
Sudah lama kita pandangi langit, tapi seakan baru kemarin mentari terbit, karenamu.
Kan kuingat malam ini, malam dimana kita coba akhiri tanpa ada yang tersakiti.
Dalam minpi masih kudengar tawamu, tapi besok pagi ku kan tertawa sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar