PETUAH, Untuk Adikku

Merah menyala di pipimu senja merona
Adik manis, kalaulah mawar kau rekah sudah
Untuk apa tertawa, kumenulismu apa adanya
Indahmu nyata, senyum di bibirmu jelas terbaca
Di mana kau asah senyum sesabit itu?
Hangatnya penuh, tapi sedamai shubuh
Oh adik, ada malam di rambutmu
Tergerai rapi kini, kelak kan jadi api
Uruslah diri jagalah hati, kau bukan anak kecil lagi
Lelaki ini hanya bisa berimu sebait puisi

26 September 2007

0 komentar:

Kunjungan

free hit counter
 

KhuzaiE menggunakan Revolution Two Church theme oleh Brian Gardner adaptasi ke Blogger oleh Bloganol dot com