Pamit (II)

Ronamu sampai ke mata, hangat senyummu nyala dan senja di pipimu merah.
Kendaraan lalu, di bawah rimbun asam kita berteduh.
Kita menunggu tanpa ku bisa manahan jalanmu.
Waktu memusuhi kita,
Kata-kata tak lagi di mulut tapi di hati tak terbaca, atau mungkin di mata, mataku dan matamu saling bicara.
Ini masih pagi, aku masih ingin bermimpi, impikanmu
Dewi, dengan selendang tersampir siap terbang tinggi.

: Ini masih pagi, pergilah, rindu takkan membunhku dalam sehari

04 Mei 2007

0 komentar:

Kunjungan

free hit counter
 

KhuzaiE menggunakan Revolution Two Church theme oleh Brian Gardner adaptasi ke Blogger oleh Bloganol dot com