Into the Silent

Ada seorang teman yang marah, celakanya kemarahannya tidak diungkapkan dengan kata, tapi dengan diam seribu bahasa.
Bukannya saya mau membela diri dan tidak mengakui kesalahan saya -karena saya memang benar-benar dalam posisi salah, tapi entah apa lagi yang harus saya perbuat, saya dah minta maaf dan mengiriminya pesan sebatas yang saya bisa, namun ternyata tetap saja dia diam.
Untuk saat ini yang saya inginkan hanyalah agar kami saling bicara lagi, diskusikan segalanya baik-baik, bila masih bisa diperbaiki kenapa tidak, tapi memang sudah tidak mungkin ya sudah, bukankah sebaik-baiknya teman adalah yang bersatu juga berpisah karena Allah.
Kalo memang persahabatan ini berakhir alangkah baiknya bila mengakhirinya baik-baik, namun bila cara ini yang dia pilih, saya tetap kan memaafkanya dan berharap kelak Allah kan tunjukkan jalan yang terbaik untuk kami.
Rasanya saya harus merubah paradigma saya tentang persahabatan, bukan karena saya takut dikecewakan, tapi karena saya tidak mau kehilangan. Allah, berikan aku jalan. . .

0 komentar:

Kunjungan

free hit counter
 

KhuzaiE menggunakan Revolution Two Church theme oleh Brian Gardner adaptasi ke Blogger oleh Bloganol dot com